Rabu, Januari 12

Pohon yang Selalu Memberi yang Terbaik

Pohon menerima sinar matahari, karbondioksida dan air dari pemberian-Nya. Ia memanfaatkan pemberian Yang Maha Pencipta untuk kebutuhan hidupnya sendiri dan menjalankan tugas dari-Nya. Ia memerlukan pemberian-Nya untuk dapat bertahan hidup dan meneruskan keturunan-Nya. Ia butuh karunia-Nya agar seluruh alam tahu bahwa ada sosok pohon yang menjadi bagian penting dari kehidupan alam semesta. Ia harus eksis karenanya ia tak pernah menolak dan mengeluh dari tiap pemberian-Nya.


Pohon menerima pemberian-Nya demi menjalankan tugas mulia yang harus diembannya. Ia memberi manfaat yang banyak buat makhluk hidup dan lingkungan. Ia memberi oksigen yang dibutuhkan makhluk hidup untuk bernafas. Ia menghasilkan kayu dan buah yang digunakan hampir semua makhluk hidup untuk kebutuhan pokoknya. Ia menghasilkan daun dan buah untuk membuat bumi nampak segar, sejuk dan indah.

Lihatlah pepohonan di hutan alam, hutan yang tubuh secara alami. Mereka tumbuh dan berkembang secara mandiri. Mereka hidup tanpa campur tangan manusia. Mereka tak tergantung dan tak butuh manusia untuk hidup. Mereka bahkan tak menerima apapun dari manusia. Namun, tak berarti ia tak mau memberi. Bahkan mereka memberi begitu banyak bagi manusia.

Hutan telah meberikan perlindungan dari bencana banjir, longsor dan kekeringan. Hutan telah menyediakan kayu yang melimpah untuk membuat manusia hidup nyaman. Hutan menghasilkan buah yang menyehatkan manusia. Hutan juga mempersembahkan keindahan yang sangat menawan yang menyejukkan pandangan dan hati manusia.

Pohon adalah bagian dari proses alam yang tergantung sekaligus menjadi tumpuan bagi
makhluk lain, termasuk manusia. Namun pohon, bagian dari tumbuhan, tetap bisa hidup tanpa manusia karena ia adalah rantai makanan paling pertama. Sedangkan manusia takkan bisa hidup tanpa pohon. Pohon bisa langsung memanfaatkan cahaya matahari untuk membuat makanan, sedangkan manusia tidak.

Alam diciptakan dalam sebuah proses saling menerima dan memberi. Dalam kehidupan manusia, memberi dan menerima adalah sebuah keniscayaan. Semua yang kita miliki hakikatnya adalah hasil dari sebuah proses memberi dan menerima. Kita menerima ilmu maka kita kemudian menjadi memiliki pengetahuan, ketrampilan dan penghasilan. Kita menerima tugas dan tantangan dalam pekerjaan lalu kita menerima gaji, penghargaan atau penghormatan. Kita menerima segala sesuatu dari lingkungan lalu kita bisa hidup darinya. Namun yang kita hasilkan dari pemberian sekitar kita lebih banyak untuk kepentingan hidup dan sukses pribadi.

Masih banyak yang ditemui manusia yang begitu banyak menerima karunia-Nya, bantuan orang lain, doa dari saudara-saudaranya, masih sulit memberi bagi sesama. Padahal begitu banyak yang ia terima. Padahal ia tak mungkin hidup mandiri tanpa peran orang lain.

Sahabat....
Setelah kita menerima pemberian begitu banyak dari Tuhan dan sesama manusia, saatnya kita ingat bahwa kita perlu memberi sebagai bentuk ketentuan dari-Nya. Memberi pada sesama adalah bagian proses alam menuju keseimbangan. Memberi pada sesama juga bagian dari tugas yang harus kita jalankan sebagai hamba-Nya. Memberi sebagai wujud rasa syukur, pengabdian dan memuliakan diri dan manusia lainnya.

Sahabat...
Pohon yang bisa hidup sendiri tanpa pemberian dari kita, manusia, selalu memberi yang terbaik bagi lingkungan. Pohon yang hanya menerima air hujan, karbondioksida dan cahaya matahari, sesuatu yang kita anggap tak berharga karena bisa diambil cuma-cuma, justru bisa memberi sesuatu yang dicintainya pada kita.

Sahabat...
Tuhan telah menciptakan kita sebagai makhluk terbaik diantara seluruh ciptaan-Nya. DIA memberikan karuania terbaik-Nya agar kita menjadi makhluk termulia. DIA memberi kita sesuatu yang sangat bernilai berupa akal dan budi. DIA memberi bumi dan langit untuk kita kelola. Seharusnya kita bisa memberi yang terbaik bagi sesama dan lingkungan. Sangat wajar kita mempersembahkan yang terbaik bagi sesama dan lingkungan sebagai wujud syukur pada-Nya. Kita sudah menerima karunia-Nya dengan jumlah terbanyak dan kualitas terbaik, maka betapa tak tahu dirinya kita bila hanya memberi sedikit dan tak berkualitas dalam kehidupan ini. Bukankah kita lebih mulia dari pohon, binatang dan makhluk lainnya?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar